Jumat, 01 Agustus 2014

NOSTALGIA

Dimulai dari sebuah ruangan penuh sesak. Aku melihat mereka bertemu. Berkenalan diantara gemuruh orang orang disekitar. Yah tidak ada yang janggal, biasa saja.

Mereka masuk kedalam kelompok yang sama. Duduk bersebelahan di teronton yang sama. Melewati jerit malam bersama. Yah sedikit janggal, ada yang menyapa dengan hangat.

Mereka terlihat asik berbincang berdua dibawah tangga, saat yang lain memasukkan wajahnya ke tanah, bukan kiasan.. Benar benar memasukkan wajahnya ke tanah. Haha aku ingat acara itu.

Mereka dibicarakan oleh yang lain. Tapi dia hanya tertawa kecil dan sedikit berdalih, menyimpan perasaan dibalik tameng pemalunya. Aku tidak tahu apakah kamu tahu.

Aku tahu dia kecewa saat mendengar kabar tentang kamu. Itu wajar.

Hari demi hari berlalu dengan canggung. Tapi mereka tetap berkomunikasi. Aku tidak ingat apa yang membuat mereka terus berkomunikasi. Tapi aku ingat dia bilang didalam hatinya bahwa dia merindukan rasa itu. Rasa yang dia rasa hampir hilang. Ya, kamu memberinya ingatan akan rasa itu. Kasih sayang dan perhatian.

Merekapun masuk dalam kelas yang sama. Aku tahu dia selalu senang bertemu dengan mu. Melihat senyum mu. Melihat mu dari kursi belakang.

Mereka saling mendukung. Memberikan masukkan untuk sekedar menenangkan atau menjadi wadah curahan hati. Aku tahu dia memberi mu kata kata bijak sambil menahan rasa sakit.

"Boleh pinjem pulpen ?" Aku melihat dia tersenyum saat memberikan bolpoin yang mirip dengan yang dia punya untuk kamu. Rasanya mereka memiliki sesuatu yang seirama. Dan dia bilang dia sangat senang.

Mereka berbincang ditengah keramaian. "Lo mau hadiah ulangtahun apa ? Apa aja ? Yaudah nih.." Dan dia berjanji sesuatu kepada mu.

Aku tahu dia berteriak ditengah jalan pulang, diatas motornya setelah dia mengantarmu. Dia sangat ingin membuka kotak hijau itu. "Jangan dibuka disini.."

Lalu mereka berterusterang tentang apa yang mereka sembunyikan selama ini, walaupun terlambat. Sangat terlambat. Aku tau dia menangis, setelah hal itu terjadi. Namun dia senang akhirnya bebannya sedikit terangkat, walaupun abu abu.

"Ingatkah kamu bahu ini ? Bahu dimana kau menyenderkan kepalamu ? Untuk kedua kalinya ? Aku ingat.." Mereka berada di bis yang sama. Mendengar lagu yang mungkin memiliki sepenggal kisah mereka. Aku tahu dia menahan airmatanya saat dia duduk dengan mu. Aku tahu dia menahan air matanya saat kau tertidur dipundaknya.

Aku ingat dia bilang itu mungkin terakhirkalinya dia mengejar kamu.

Mereka berjanji untuk bertemu. Aku tahu dia mencarikan mu kado dimalam itu dengan sebuah tekad. Aku tahu dia sangat senang saat menemukan boneka untukmu. Dia memegangnya erat erat, dia memastikan boneka itu baik baik saja. Aku melihat senyum diwajahnya saat dia keluar dari toko, senyum yang sangat lebar.

Merekapun bertemu. Aku tahu saat dia hampir menemui mu, dia sangat gugup, sedih, dan aku bisa merasakan detak jantungnya bertambah seiring langkah yang diambilnya menuju tempat mu.

Mereka berbincang berdua seakan itu hari terakhir mereka bertemu. Aku tahu kau memberinya sesuatu dengan sebuah lambang dan filosofi. Tapi dia bilang padaku "semoga boneka itu bisa ngingetin gue tentang cerita yang kita punya selama ini.." Mereka pun saling menyeka air mata.

Lalu cerita itu berhenti. Seperti memudar. Seakan akan menghilang. Aku tahu dia tersiksa. Aku sangat tahu dia melakukan apa yang hatinya tidak mau.

"Mau tetap jaga jarak ? Gue bantuin."
Read more: Cara Mudah Membuat Tombol Suka di atas Postingan Blog | ALI BLOGGERS COMMUNITY

1 komentar:

  1. Harrah's Hoosier Park Racing & Casino 12bet 12bet dafabet dafabet 카지노 가입 쿠폰 카지노 가입 쿠폰 268Pickem Against the Spread: What is the Best Bets for Pickem and

    BalasHapus